Michalak, sebaliknya, mengalami demam tinggi dan melaporkan sesak napas dan sakit parah di punggungnya.
"Rasanya seperti seseorang meninju saya di paru-paru," katanya kepada STAT News.
Atas desakan istrinya, Michalak pergi ke rumah sakit Universitas Kedokteran Chicago pada Jumat, 3 April.
Demamnya melonjak hingga 104 dan dia berusaha untuk bernapas.
Di rumah sakit, dia diberi oksigen tambahan, dia juga setuju untuk berpartisipasi dalam uji coba klinis kasus Covid-19 yang parah dari Gilead.
Infus remdesivir pertama yang diberikan adalah pada Sabtu, 4 April.
“Demam saya turun segera dan saya mulai merasa lebih baik,” kata Michalak.
Dosis kedua pada Minggu, Michalak mengatakan dia tidak memerlukan bantuan oksigen tambahan.
Dia menerima dua infus remdesivir setiap hari dan cukup pulih untuk dikeluarkan dari rumah sakit pada Selasa, 7 April.
“ Remdesivir adalah keajaiban,” kata Michalak. Kini dunia sedang menunggu apakah kabar itu benar adanya. (Miranti Kencana Wirawan)