Baca Juga: Ahli Virus Sebut Musim Panas Akan Akhiri Pandemi, Tapi Dengan Satu Syarat!
Sehingga keluarga dan warga setempat melakukan proses pemulasaran jenazah pada jumat (3/4/2020) lalu tidaj sesuai dengan prosedur pasien Covid-19.
Mengutip Kompas.com, setelah proses pemakaman selesai, sebanyak 25 warga termasuk perangkat desa menggelar tahlilan selama 7 hari.
Warga mulai waswas saat tersiar kabar kalau almarhum yang seminggu lalu mereka makamkan ternyata positif virus Corona.
Sekertaris Kecamatan Ciseeng, Heri Isnandar mengatakan bahwa informasi dari Dinkes terkait hasil tes swab almarhum datang terlambat.
Dua puluh lima warga yang ikut melakukan proses pemulasaran jenazah pun terlanjur panik dan cemas.
"Warga memang benar-benar tidak tahu (almarhum positif) karena Dinkes tidak cepat menginformasikan hasilnya.
Usai tahlilan itu ada kabar hasil swab positif. Pada galau (cemas) tuh warga jadi untuk menenangkannya kita lakukan imbauan isolasi mandiri," ungkap Heri Isnandar seperti yang dikutip Sosok.ID dari Kompas.com, Selasa (14/4/2020).
Baca Juga: Negaranya Disuruh Lockdown, Raja Thailand Kedapatan Boyong 20 Selir ke Eropa Hanya Untuk Pesta
Melansir Tribunnews, atas kejadian ini, pemerintah setempat mengatakan bahwa seluruh peserta tahlilan yang berjumlah 25 orang berpotensi jadi ODP.
Kedua puluh lima warga ini kemudian diminta pemerintah setempat untuk tidak panik dan melakukan isolasi mandiri.