Meski datang dari hewan, menurut WHO dari South China Morning Post ketiga penyakit ini adalah hasil dari infrastruktur rumit yang dibangun manusia untuk menjadi saluran transportasi.
Pembangunan manusia tapa sadar menyapu virus jauh dari hutan tempatnya biasa hidup, kemudian melompat dari hewan ke manusia.
Dinamakan "tumpahan zoonotik", rupanya seperti ini biasa terjadi.
"Tumpahan ini biasa terjadi, memang alam pasti akan seperti itu, tetapi aktivitas kita yang mengubah hal-hal dasar," ujar ahli epidemiologi hewan Dirk Pfeiffer.
"Kita menciptakan kondisi alam yang tidak seimbang, kita semakin merusak hutan dan menjarah kehidupan hewan liar dan patogen yang awalnya bahkan tidak kita ketahui."
"Manusia telah membuat planet menjadi tempat penghasil uang dan tempat hidup paling nyaman, dan dalam melakukannya kita telah sediakan lingkungan yang memungkinkan penularan virus penyebab penyakit," ujarnya.
Seiring dengan meledaknya jumlah penduduk, perkembangan ekonomi dan rantai suplai global tawarkan konsumen untuk memilih di supermarket pilihan potongan daging dari peternakan atau hutan di benua yang berbeda-beda.
Contoh lain, yaitu masuk ke toko untuk membeli ponsel yang komponennya terbuat dari kobalt dari tambang Afrika.
Anda membeli shampoo di New York yang mengandung kandungan minyak kelapa sawit dari perkebunan kelapa sawit yang mengganti hutan hujan tropis Indonesia.