Pemerintah Indonesia selama ini dikritik karena kurangnya jumlah tes swab.
Per Rabu (8/4/2020), Indonesia telah mengetes 14.571 spesimen, menurut data Kementerian Kesehatan.
Namun angka tersebut dianggap kecil dibandingkan populasi Indonesia yang lebih dari 200 juta jiwa.
Menurut Nuning Nuriani, dengan bertambahnya jumlah tes, semakin cepat kasus positif bisa ditemukan dan diisolasi.
"Artinya puncak kasus aktifnya itu bisa sangat tinggi tapi karena ditesnya lebih cepat, maka lebih dini dideteksi."
Namun perempuan itu menekankan bahwa peningkatan jumlah tes perlu dibarengi periode isolasi.
Sebelumnya, dengan kapasitas tes saat ini dan aturan pembatasan yang longgar.
Yaitu hanya 30-60% masyarakat yang melakukan isolasi.
Sementara sisanya bergerak bebas.
Ia memprediksi puncak wabah tercapai pada awal Juli, dengan durasi wabah 10 bulan.
Dengan dilakukannya tes secara masif, beserta aturan pembatasan ketat sehingga hanya 10% orang yang keluar rumah, puncak penyebaran wabah bisa bergeser ke akhir April/Mei.