Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Rakyat Miskin Malaysia Sekarat Bertahan di Tengah Lockdown, Corona Belum Usai Bencana Kurang Pangan Datang Menghantui

Seto Ajinugroho - Selasa, 24 Maret 2020 | 07:00
Rakyat Miskin Malaysia Sekarat Bertahan di Tengah Lockdown, Corona Belum Usai Bencana Kurang Pangan Datang Menghantui
asiaone.com

Rakyat Miskin Malaysia Sekarat Bertahan di Tengah Lockdown, Corona Belum Usai Bencana Kurang Pangan Datang Menghantui

Sosok.ID - Ditengah Lockdown Malaysia, masyarakatnya sudah berteriak hampir mati.

Memang pemerintah Malaysia menetapkan Lockdown seluruh negaranya pada Rabu 18 Maret 2020 lalu.

Tindakan ini diambil untuk mencegah wabah corona semakin meluas.

Namun ternyata muncul masalah baru dari sistem penguncian atau 'Lockdown' yang dicanangkan pemerintah.

Banyak warga miskin yang kini mulai kelaparan lantaran tak dapat makanan ataupun uang untuk membeli makanan sehari-hari mereka.

Baca Juga: China Siap Bantu Hadapi Corona, Indonesia Langsung Kirim Daftar Kebutuhan Medis untuk Segera Dikirim dari Negeri Panda

Melansir dari Tribunnews yang mengutip dari The Star, Senin (23/3/2020) warga miskin di Malaysia pun kini kebingungan.

Bagaimana tidak, mereka telah beberapa hari ini tak bisa membeli makanan lantaran tak mendapat penghasilan yang disebabkan oleh sistem penguncian yang dilakukan pemerintah.

Salah satu penarik becak yang bernama RA (53) di Malaysia buka suara atas apa yang ia alami sejak kebijakan pembatasan interaksi (Social Distancing) dan sistem penguncian (lockdown) diberlakukan di negeri jiran.

RA terakhir mendapatkan dua penumpang pada Kamis lalu.

Mereka merupakan wisatawan asal Johor.

Namun aktivitasnya kini dihentikan oleh polisi setempat dan ia bersama para penarik becak lainnya disuruh kembali ke rumah masing-masing.

"Aku telah menunggu di Dewi Kuil Rahmat, mungkin ada yang datang memberikan makanan gratis, tapi tidak ada yang datang," kata RA, dikutip dari Tribunnews yang melansir dari The Star.

Menurutnya, jika banyak penarik becak terlihat menunggu di kawasan itu, mereka akan diusir oleh para polisi yang berjaga.

"Jika terlalu banyak dari kami yang menunggu di sana, polisi atau petugas dewan kota akan datang dan menyuruh kami pulang," jelas RA, dikutip dari Tribunnews yang melansir dari The Star.

Lebih lanjut RA menambahkan bahwa jika dirinya pulang ke rumah pun, ia juga sama sekali tidak memiliki stok makanan, sedangkan dirinya saat ini sangat kelaparan.

Baca Juga: Wapres Minta Jenazah Penderita Corona Agar Tak Usah Dimandikan dan Langsung Dikubur

"Jika saya pulang, saya tidak punya makanan di rumah. LSM biasanya memberikan makanan sehari-hari. Saya bahkan bersepeda ke semua tempat yang biasanya menjadi lokasi pengiriman makanan, tetapi mereka telah berhenti melakukannya. Saya sangat lapar sekarang," tegas RA.

Bahkan kisah menyedihkan itupun membuat sang reporter yang sedang mewawancarainya hingga tersentuh dan memberikan uang senilai RM 10 agar RA bisa membeli makanan.

Para penarik becak di George Town, Penang, memang tengah menghadapi kelaparan karena makanan gratis yang biasanya mereka peroleh dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal dihentikan untuk sementara waktu.

Sehingga banyak warga kurang mampu di Malaysia yang mulai mengalami kelaparan.

Perlu diketahui, pengendara becak di Penang biasanya jauh lebih tua dan tidak memiliki penghasilan sebanyak penarik becak di Melaka.

Baca Juga: Wapres Minta Jenazah Penderita Corona Agar Tak Usah Dimandikan dan Langsung Dikubur

Ketua Komite Masyarakat Kesejahteraan dan Peduli negara bagian Phee Boon Poh menilai situasi saat ini memang sangat sulit.

Hal tersebut karena bahan makanan yang biasa siperoleh di pasar modern pun mulai habis.

Padahal selalu ada pembagian makanan gratis bagi warga kurang mampu di negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia tersebut.

"Saya menyadari situasinya, karena semua panik membeli, hypermarket dan supermarket tidak lagi memiliki sisa makanan untuk disumbangkan ke Bank Makanan Mutiara. Stok kami sangat minim sekarang," jelas Phee Boon Poh.

"Departemen Kesejahteraan bekerja sama dengan lembaga-lembaga amal untuk menyiapkan makanan dan mengirim dari rumah ke rumah bagi yang membutuhkan," kata Phee Boon Poh.

"Sebagian besar warga kurang mampu, memiliki rumah. Jadi silakan pulang. Kami bekerja keras untuk mencari cara yang aman untuk membantu Anda," pungkas Phee Boon Poh.

Baca Juga: Berubah Jadi Malapetaka, Resepsi Pernikahan Malah Jadi Sarang Virus Corona, 37 Tamu Undangan Terinfeksi Usai Cipika Cipiki

Presiden komunitas ini, Wendy Ang mengatakan jika para petugas kesejahteraan berada di garis depan dan diizinkan keluar oleh pemerintah, maka pihaknya bersedia mencari katering untuk memasak makanan agar bisa didistribusikan oleh petugas kepada warga kurang mampu.

"Saya setuju bahwa kami tidak boleh memberi makanan di jalanan selama pembatasan interaksi ini. Karena dengan berada di jalanan, kami bisa menyebarkan Covid-19 kepada warga kurang mampu itu. Tapi kalau petugas mau dan bisa mengirim makanan ke rumah mereka yang tidak mampu, kami bersedia menyediakan makanannya," tegas Wendy.

Sedangkan Komisioner Masyarakat Tzu Chi Merit Masyarakat Buddhis Penang Khoo Boo Leong mengatakan para relawannya telah diperintahkan untuk mundur sementara.

"Mereka bukan petugas kesehatan, sehingga kami tidak bisa mengambil risiko hidup mereka. Tapi kami siap membantu yang membutuhkan jika negara memanggil kami," kata Boo Leong. (Sosok.ID)

Source :Sosok.id

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x