Sosok.ID - Virus corona yang telah merebak di Indonesia membuat semua elemen baik dari pemerintahan maupun masyarakat bersiaga.
Bahkan secara sigap pemerintah pusat langsung membuat gugus tugas untuk menangani virus yang menyebar cukup cepat ini.
Beberapa negara seperti tetangga Malaysia, Italia, hingga negara yang pertama kali virus tersebut menyebar melakukan tindakan dengan mengunci akses apapun.
Istilah penguncian tersebut banyak dipahami oleh masyarakat dengan sebutan 'lockdown'.
Namun ternyata hal itu tak akan diikuti oleh Indonesia untuk dapat menangani dengan cepat virus corona di tanah air.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, angkat bicara mengenai desakan masyarakat yang ingin ada kebijakan lockdown tersebut.
Ia mengatakan pemerintah pusat tidak akan melakukan penguncian akses atau karantina atau isolasi di suatu wilayah manapun untuk menangani covid-19.
Hal itu disebutnya sesuai dengan instruksi dari Presiden Jokowi kepada dirinya.
"Saya tegaskan, pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi yang telah memberikan instruksi kepada Kepala Gugus Tugas, bahwa tidak akan ada lockdown," kata Doni dalam keterangan yang disampaikan lewat sebuah video, Sabtu (21/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Namun hal itu bukan berarti pemerintah tidak melakukan tindakan apapun untuk bisa mengatasi virus tersebut.
Doni menyebut, pemerintah sudah mengeluarkan sejumlah imbauan pada masyarakat terkait pencegahan virus corona.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana ini menambahkan bahwa masyarakat harus mematuhi pemerintah.
Salah satu himbauan yang dianjurkan pemerintah ketimbang lakukan kebijakan lockdown menurutnya adalah social distancing.
Tak hanya itu saja, dirinya juga menghimbau masyarakat untuk menghindari kegiatan yang berkerumun.
"Yang paling penting mematuhi kebijakan pemerintah, yaitu social distancing, atau lebih mudah kita bisa artikan jangan saling berdekatan. Dilarang saling berdekatan dan dilarang berkumpul," ujar dia, dikutip dari Kompas.com.
"Kalau ini dipatuhi Insya Allah kita bisa mengurangi masyarakat yang terpapar," kata Doni Monardo.
Melansir dari Tribunnews.com, hingga hari Sabtu (21/3/2020) kemarin, pemerintah mengonfirmasi ada 450 orang positif terinfeksi virus corona.
Pasien meninggal dunia ada 38 orang, sementara pasien sembuh 20 orang.
Desakan soal lockdown bergema karena kasus positif virus corona di Indonesia terus meningkat tajam.
Isu ini sempat menguat juga lewat tagar #Indonesia_LockdownPlease yang menjadi tren di Twitter.
Bahkan, dengan jumlah pasien meninggal dunia sebanyak 38 orang, maka persentase kematian akibat Covid-19 mencapai 8,4 persen.
Persentase itu tercatat sebagai salah satu yang tertinggi di dunia.
Indonesia berada di bawah Italia yang saat ini mencapai persentase 8,57.
Adapun jumlah pasien meninggal di Italia mencapai 4.032 orang dari total penderita sebanyak 47.021 orang.
Sejumlah negara telah melakukan kebijakan lockdown, antara lain Italia, Spanyol, Perancis, Irlandia, juga Malaysia.
Namun, Presiden Jokowi sudah menegaskan bahwa pemerintah belum memikirkan opsi lockdown dalam mengatasi Covid-19.
Menurut Jokowi, lockdown juga merupakan kebijakan pemerintah pusat.
Dengan demikian, dia menegaskan bahwa daerah tidak bisa melakukan kebijakan karantina wilayah tersebut. (*)