Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

11 Maret 1966: Serta Merta Soeharto Buat Soekarno Murka Hingga Lempar Asbak, Apa Kebeneran Dibalik Lahirnya Supersemar?

Rifka Amalia - Rabu, 11 Maret 2020 | 10:15
Presiden RI ke I Soekarno dan Jenderal Soeharto
Arsip Kompas.com

Presiden RI ke I Soekarno dan Jenderal Soeharto

Baca Juga: Dandim Mimika Buru KKB yang Tembaki Markasnya : Pelaku Penembakan Tetap Akan Kami Cari

"Dari situ terlihat ada usaha untuk membujuk dan menekan Soekarno telah dilakukan, kemudian diikuti dengan pengiriman tiga jenderal ke Istana Bogor," ungkap Asvi.

Jatuh di tangan Soeharto, Supersemar digunakan dengan serta merta dalam aksi beruntun sepanjang Maret 1966.

Pembubaran PKI, penangkapan 15 menteri pendukung Soekarno, pemulangan anggota Tjakrabirawa, kontrol media massa di bawah Puspen AD, merupakan hal-hal yang Soeharto lakukan atas nama Supersemar.

Sementara bagi Soekarno, surat tersebut ditujukan untuk pengendalian keamanan.

Baca Juga: 11 Februari dalam Sejarah, Lepas dari Indonesia, Upaya Pembunuhan Presiden Timor Leste Ramos Horta dan PM Xanana Gusmao Libatkan 1000 Personil Polisi Hingga Tentara Australia dan PBB

Tak terkecuali, keamanan bagi dirinya sendiri dan keluarga, selaku Presiden RI.

Ia bahkan menegaskan, bahwa kelahiran Supersemar bukanlah transfer of authority.

Namun, jenderal pembawa Supersemar dari Bogor ke Jakarta, Amirmachmud berkesimpulan bahwa itu adalah pengalihan kekuasaan.

Adapun dalam buku “Kontroversi Sejarah Indonesia” (Syamdani halaman 189), dikutip dari Kompas.com, diceritakan bahwa Letnan Dua Soekardjo Wilardjito, menyaksikan Bung Karno menandatangani Supersemar pada 11 Maret 1966 dibawah todongan pistol FN kaliber 46.(Rifka/Sosok.ID)

Source :Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x