Sayangnya, Korut malah menutup perbatasan, sehingga Heugsen meminta agar Pyongyang memberikan akses untuk mengirimkan bantuan medis ke Korea Utara.
Usai menolak bantuan pengiriman alat medis, Korea Utara diam-diam meminta bantuan pada Rusia.
Melansir Time, Rabu (4/3), pemerintah Korea Utara saat ini tengah memantau sekitar 7.000 kasus terduga Covid-19.
Senior Fellow for Korea Studies dan Direktur Program tentang Kebijakan AS-Korea Scott Snyder menyebut, Korea Utara secara diam-diam mengajukan permohonan bantuan pada negara lain.
Sementara Kim Jong Un masih secara terbuka membantah dan menyatakan bahwa negaranya memang tak memiliki kasus virus corona.
Pada 26 Februari, Kementrian Luar Negeri Rusia mengumumkan bahwa atas permintaan Pyongyang, mereka meberikan sebanyak 1.500 alat uji tes virus corona.
"Karena risiko yang berkelanjutan dari infeksi Covid-19 yang baru, Rusia telah menyumbangkan 1.500 alat tes diagnostik coronavirus ke Pyongyang atas permintaan Republik Rakyat Demokratik Korea. Kami berharap langkah ini akan membantu Korea Utara mencegah penularan dari negara itu," kata rilis Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dikutip dari Time, via TribunnewsWiki.com.
Meskipun virus ini telah menyebar ke berbagai negara yang berbatasan dengan China dan menginfeksi sebanyak 4.000 orang di Korea Selatan, Korea Utara secara tegas menyatakan bahwa negaranya tidak memiliki kasus Covid-19.
Kendati demikian, Zhang Jun, duta besar China untuk PBB mengatakan bahwa Korea Utara menderita efek negatif dari Covid-19.
Berdasarkan pengalaman negara-negara yang lebih dulu terjangkit virus corona, menyembunyikan adanya wabah dari dunia Internasional, hanya akan memperburuk keadaan.