Didukung dengan pekerjaannya sebagai fotografer jamur dan lumut, Izawa bisa melakukan aksinya ini hampir setiap waktu.
Bahkan, dalam kurun waktu 19 tahun terakhir, Izawa mengaku hanya mengunakan toilet sebanyak 14 kali dari 15.000 kali buang hajat.
Langkah yang diambil oleh Izawa ini didasari oleh filosofi yang dipertimbangkan dengan baik berdasarkan pada sirkularitas alam.
Ia berpendapat bahwa manusia telah mencapai titik di mana alam telah disingkirkan.
Manusia telah mengambil sumber daya dari bumi dan mengembalikannya dalam bentuk yang tak bisa diproses secara alami.
"Makan artinya mengambil kehidupan, tetapi itu juga hak kita," jelasnya.
"Kotoran adalah tanggung jawab yang harus kita perhatikan. Buang air di luar adalah cara untuk mengembalikan kehidupan."
Izawa telah mengamati seberapa cepat tindakannya itu dapat menghidupkan kembali bagian-bagian dari alam.
Beberapa hari setelah ia mengubur kotorannya dengan tanah, tempat tersebut dipenuhi dengan kehidupan.
"Jika (Anda) seekor semut, ini adalah sebuah rumah permen di cerita dongeng," jelasnya.