Follow Us

Otoritas Hukum Militer Kim Jong Un, Siapa yang Membangkang Bisa Mati Seketika, Nasib Pejabat Korea Utara, Masih Terduga Corona dan Harus Dieksekusi Hingga Meregang Nyawa

Rifka Amalia - Sabtu, 15 Februari 2020 | 11:00
Korea Utara tembak mati pejabat perdagangan yang diduga terinfeksi virus corona.
Kolase gisanddata.maps.arcgis/Daily Mail/KCNA

Korea Utara tembak mati pejabat perdagangan yang diduga terinfeksi virus corona.

Dilaporkan surat kabar Dong-a Ilbo, pejabat perdagangan itu ditangkap dan langsung ditembak setelah mengambil risiko penyebaran virus corona dengan mengunjungi pemandian umum.

Pejabat itu harusnya ditempatkan dalam isolasi setelah melakukan perjalanan ke China.

Kim Jong-un memaksakan hukum militer untuk menegakkan kuncian itu, kata sumber, dikutip Sosok.ID, dilansir dari Daily Mail, Sabtu (15/2/2020).

Meski belum mengkonfirmasi adanya kasus corona, Korea Utara memutuskan untuk mengambil langkah drastis demi menghentikan penyebaran epidemi di perbatasannya dengan China.

Baca Juga: Acara Pesta Ulang Tahunnya Tak Bisa Diselenggarakan karena Virus Corona, Pria 59 Tahun Ini Ngamuk Nekat Lakukan Aksi Bakar Diri

Pejabat perdagangan itu dikatakan telah melanggar dekrit oleh Kim Jong-un yang berjanji untuk 'memerintah oleh hukum militer' terhadap siapa saja yang meninggalkan karantina tanpa persetujuan.

Seorang pejabat lain dikatakan telah diasingkan ke sebuah pertanian Korea Utara setelah mencoba menutupi perjalanannya ke China.

Pejabat kedua yang dilaporkan adalah anggota Badan Keamanan Nasional kerajaan rahasia.

Adanya klaim pejabat yang melanggar aturan Kim Jong Un dan dibersihkan atau dieksekusi segera, adalah hal biasa di Korea Utara.

Baca Juga: Diragu-ragukan Banyak Pihak, Pulang dari Bali, WN China Terinfeksi Virus Corona, Kemenkes: Sangat-sangat Mungkin Tertular di Shanghai

Sayangnya, hal yang dipandang dunia Internasional sebagai sesuatu yang biasa ini, sangat sulit untuk diverifikasi.

Tahun lalu, muncul adanya desas-desus yang tersebar luas bahwa seorang pejabat tinggi telah diasingkan karena pertemuan puncak yang gagal dengan Donald Trump.

Source : Daily Mail

Editor : Seto Ajinugroho

Baca Lainnya

Latest