Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Virus Corona Tewaskan 1.000 Jiwa Lebih, Cara Pemakaman Korban Tak Seperti Biasanya Terungkap, Keluarga Tak Boleh Lihat Korban Untuk Terakhir Kali!

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Rabu, 12 Februari 2020 | 07:15
Harapan Menipis, China Tidak Tahu Siapa Patient Zero Corona Agar Bisa Buat Vaksin Anti Virus
SCMP/FELIX WONG

Harapan Menipis, China Tidak Tahu Siapa Patient Zero Corona Agar Bisa Buat Vaksin Anti Virus

Sosok.ID-Korban meninggal akibat wabah virus corona masih terus bertambah hingga kini

Diketahui info terbaru padaSelasa (11/2/2020) mengutip data dari South China Morning Post 1.018 orang telah meninggal dunia akibat virus corona.

Untuk pertama kalinya sejak merebak pada Desember 2019 ada lebih dari 100 orang meninggal dalam sehari karena virus corona.

Melihat banyaknya jumlah korban meninggal, bagaimana jenazah korban virus corona dimakamkan?

Baca Juga: Bukan Melaporkan Kematian Putrinya yang Memiliki Banyak Kejanggalan, Karen Pooroe Bersama Kuasa Hukumnya Datangi Kantor Polisi Malam-malam untuk Lakukan Hal Ini, Batal Laporkan Marshanda dan Suami?

Komisi kesehatan nasional China (NHC) seperti dikutip dari webnya menerbitkan aturan terkait pemakaman korban virus corona.

Aturan yang diterbitkan 1 Februari 2020 menyebutkan, setelah dipastikan kematian pasien dengan pneumonia karena virus corona langsung diterbitkan laporan kematian.

Dikremasi

Lembaga medis yang menangani pasien memberikan sertifikat kematian kepada kerabat korban untuk pemberitahuan kremasi.

Jika perintah segera melakukan kremasi ditolak oleh keluarga korban, sementara lembaga medis dan rumah duka gagal meyakinkan maka wewenang menjadi otoritas keamanan publik.

Baca Juga: Tak Kapok Jadi Simpanan Meski Tiga Suaminya Masih Istri Sah Wanita Lain, Artis Ini Bak Main-Main dengan Perkawinan, Kontrak 1 Tahun Maharnya Rp 1 Miliar

"Setelah pemberitahuan kematian pasien dengan pneumonia karena virus corona, tidak ada upacara perpisahan jenazah dan kegiatan pemakaman lainnya," tulis aturan tersebut.

Semua korban tewas akibat virus corona akhirnya semua dikremasi demi menghindari penyebaran penyakit.
Chinatopix via AP

Semua korban tewas akibat virus corona akhirnya semua dikremasi demi menghindari penyebaran penyakit.

Pemindahan jenazah hanya dilakukan oleh rumah duka dan ada rute khusus dari rumah sakit ke rumah duka.

Setelah jenazah sampai di rumah duka akan langsung dilakukan kremasi.

"Petugas dan kerabat korban dilarang membuka kantong jenazah selama seluruh proses kremasi," bunyi aturan itu.

Kemudian, setelah kremasi selesai, abu rumah duka diambil oleh staf layanan rumah duka, dan sertifikat kremasi dikeluarkan, yang diserahkan kepada kerabat untuk dibawa pergi.

Baca Juga: Kisah Pilu Mantan Artis Cilik, Bintangi Beberapa Judul Sinetron Dengan Bayaran Selangit, Kini Nasibnya Memilukan, Mobil Dijual Dan Diusir Dari Rumah Oleh Ayahnya: Aku Jualan Gelang di Sekolah Untuk Bisa Jajan

Apabila keluarga menolak untuk mengambilnya, itu akan diperlakukan sebagai abu dari tubuh yang tidak diklaim.

Prosedur tersebut juga diberlakukan untuk orang asing di China, Hong Kong, Makau atau Taiwan yang meninggal di China karena virus corona.

Baca Juga: Teman Artisnya Beberkan Kelemahan Nikita Mirzani pada Musuh, Nyai Ngacir Saking Takutnya: Mending Gue Dilaporin ke Polisi!

Kata peneliti

Mengenai kebijakan China yang langsung mengkremasi jenazah korban virus corona ditanggapi Ronald St John, mantan direktur jenderal Pusat Kesiapan dan Tanggap Darurat di Badan Kesehatan Masyarakat Kanada, yang pernah menangani wabah SARS 2003.

Menurut Ronald, virus corona berbeda dengan Ebola yang memang harus ada protokol saat pemakaman jenazah.

Baca Juga: Cek Sebelum Makan! Pelanggan Ini Muntah Temukan Banyak Belatung Hidup di Sela-sela Daging Ayam, Pemilik Warung Dibekuk Polisi: Saya Minta Maaf, Saya Tidak Sengaja

"Mungkin ada elemen praktis untuk keputusan ini, kremasi cepat dan memakan ruang lebih sedikit dari penguburan standar jika sejumlah kematian terjadi," kata Ronald dikutip dari Aljazeera.

Sementara Dr Hagai Levine, profesor epidemologi dengan keahlian penyelidikan wabah di Universitas Ibrani-Hadassah Yerusalem mengatakan bahwa risiko penularan tetesan dari mayat sangat rendah.

"Ada sejarah panjang ketakutan dari mayat selama epidemi," tuturnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 1.018 Meninggal Dunia, Bagaimana Aturan China soal Pemakaman Korban Virus Corona?

Source :Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x