Sosok.id - Sudah sebulan lebih virus corona menghantui masyarakat dunia.
Hingga kini, virus yang berasal dari sebuah tempat bernama Pasar Seafood Huanan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China ini terus menyebar luas.
Melansir dari South China Morning Post, hingga Senin (10/2/2020), sudah ditemukan 40.614 kasus, 910 korban jiwa, serta 3.342 sembuh.
Walaupun jumlah kasus manusia yang terinfeksi terus bertambah dan terus menyebar ke berbagai negara, namun virus berkode 2019-nCov itu tak masuk ke Indonesia.
Tetapi, ada seorang warga negara Indonesia (WNI) yang terinfeksi dan dirawat di Singapura.
Seorang paranormal kenamaan Tanah Air, Mbah Mijan menyebutkan alasan mengapa virus itu tak bisa masuk ke Indonesia.
Melalui laman Instagram pribadinya, Mbah Mijan menyebut bahwa orang Indonesia memiliki kekebalan terhadap virus corona.
Alasannya, selain karena iklim, masyarakat Indonesia juga sudah terbiasa menghirup polusi level tinggi.
"Asap knalpot aja dilahap, apalagi cuma Corona, mental coy!" tulis Mbah Mijan, seperti dikutip Sosok.ID dari Instagram @mbahmijan.
Namun, alasan tersebut rupanya tak sebanding dengan pendapat ahli dari Harvard.
Para ahli justru mengkhawatirkan penyebaran virus corona yang tak terdeteksi di Indonesia.
Mengingat lokasi Indonesia yang dekat dengan Wuhan.
Melansir dari Kompas.com, bila penyebaran yang tidak terdeteksi itu benar adanya, maka akan ada potensi epidemi yang lebih besar dari yang terjadi saat ini.
"Indonesia melaporkan nol kasus, tapi mungkin sebenarnya sudah ada beberapa kasus yang tak terdeteksi," ujar ahli epidemiologi Marc Lipsitch dari Harvard T.H Chan School of Public Health, penulis pendamping dari studi terbaru yang diposting di medRxiv, seperti dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.
Menurut Lipsitch, kemungkinan sistem kesehatan di Indonesia tak dapat mendeteksi adanya virus corona.
Hal tersebut justru dapat menciptakan masalah di seluruh dunia.
"Kasus yang tidak terdeteksi di negara manapun berpotensi menyebarkan epidemi di negara-negara tersebut," kata Lipsitch.
Diketahui, penelitian yang dilakukan Lipsitch dan timnya tersebut merupakan salah satu dari tiga riset terbaru yang menyebutkan bahwa virus corona kemungkinan sudah berada di Indonesia.
Walaupun demikian, seluruh penelitian tersebut diketahui tidak melalui proses ilmiah normal yang biasanya ditinjau oleh para ahli lain di luar tim.
Selain itu, jumlah kasus virus corona hanya bertambah pesat di China.
Sementara di negara lain, virus ini nyaris tak bergerak pertumbuhannya.
Bahkan, dari 40.614 kasus yang ditemukan, sebanyak 40.171 kasus ditemukan di China.
Sementara 434 kasus lainnya ditemukan di berbagai belahan dunia.
(*)