Benar saja, apa yang ia tekuni akhirnya menuai hasil yang tak sembarangan hingga diakui oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Pada Bulan Mei 2016 silam, tepat menjelang Idul Fitri, harga-harga barang pokok melonjak drastis.
Bahkan termasuk komoditi bawang merah yang ia geluti bisa mencapai harga Rp 40.000 - Rp 50.000 yang normalnya hanya Rp 20.000 per kilo.
Oleh melonjaknya harga pasaran bawang merah akan membuat banyak pengusaha bakal mengimpor bawang atau komoditi bahan pokok lainnya dari luar negeri.
Hal itu dimaksudkan untuk tetap bisa untung namun dibalik impor tersebut banyak petani yang bakal merugi.
Berangkat dari pandangan itu, Ujang beranikan diri untuk mengumpullkan petani-petani bawang merah di lingkungannya.
“Saat itu kami punya 120 ton bawang merah. Kalau kami ikut harga pasar, kami akan untung besar, tapi kemudian bawang impor masuk,” tuturnya.
Setelah berhasil meyakinkan kelompok taninya, Ujang membawa 120 ton bawang merah tersebut ke Jakarta.
Ia membantu Kementerian Pertanian melakukan operasi pasar.