Menurut dia, kerja sama yang dilakukan ketiga negara seharusnya tidak berhenti pada patroli rutin semata.
“Tapi (seharusnya) bikin operasi penumpasan sampai habis. Masa enggak bisa sih ngejar gitu? Saya tidak tahu ya. Mungkin yang lain tahu dari sudut militer, tapi masa sih tiga negara kalah sama perompak begitu? Bagi saya pikiran aneh,” kata dia.
Diketahui, lima orang WNI yang bekerja sebagai kru kapal ikan asal Malaysia diculik sejak Kamis (16/1/2020).
Kelima orang WNI yang masih hilang yakni Arsyad bin Dahlan (42) selaku juragan, Arizal Kastamiran (29), La Baa (32), Riswanto bin Hayono (27), dan Edi bin Lawalopo (53).
Belakangan diketahui, berdasarkan informasi dari keluarga, seorang WNI yang masih berusia 11 tahun, Mohamad Khairuddin, juga ikut menjadi korban penculikan.
Saat kejadian, ia sedang ikut mencari ikan bersama pamannya Arsyad bin Dahlan. Sebelumnya, tiga orang WNI juga diculik ketika tengah mencari ikan di perairan Lahad Datu, Malaysia, pada September 2019.
Ketiganya adalah Maharudin Lunani (48) dan anaknya, Muhammad Farhan (27), serta kru kapal Samiun Maneu (27).
Mereka berasal dari Baubau dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Namun, kini mereka telah bebas. (Dani Prabowo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahfud: Kita Curiga, Setiap WNI Diculik Itu Selalu dari Kapal Malaysia"