"Ngga ada dari desa ngga ada, dari kepolisian ngga ada, jadi ngga ada, jadi akhirnya apa? Saya hanya berfikir, ini karnaval, lucu-lucuan, boleh (kalau cuma karnaval)," lanjutnya.
Dalam kunjungannya, Ganjar juga menyampaikan idenya untuk menjadikan lokasi Keraton Agung Sejagat sebagai tempat wisata.
"Makanya ini sayang ya, kalau nanti boleh, ini jadikan aja tempat desa wisata. EksKerajaan Keraton Agung Sejagat." Ungkapnya.
Ganjar Pranowo dalam unggahan twitternya juga menuliskan niatnya untuk mengembangkan lokasi KAS sebagai objek wisata.
Ia juga meminta pendapat masyarakat perihal ide tersebut.
"Kemarin sempat mampir ke eks Keraton Agung Sejagat ini, ternyata ramenya minta ampun, sudah mirip tempat wisata. Sepertinya bagus juga jika kelak jadi destinasi wisata dg polesan-polesan event budaya yg menarik. Menurutmu gimana?" tulis Ganjar di akun twitternya, @ganjarpranowo.
Menanggapi cuitan Gubernur Jawa Tengah tersebut, Budayawan Indonesia, Sudjiwo Tedjo memberikan tanggapannya.
Menurut Sudjiwo Tedjo, ide menjadikan bekas lokasi Keraton Agung menjadi objek wisata memang bagus, namun hal tersebut perlu dibarengi dengan pemberian grasi pada Raja dan Ratu KAS yang tengah dikasus hukum.
"Setuju asalkan mantan raja dan ratunya diberi grasi. Tak elok mengambil keuntungan mampang-mumpung dari perbuatan orang yg meringkuk dalam penjara. Kalau tak ada grasi, mending lokasi itu ditutup. Jangan ada satu pun, termasuk tukang parkir, yg mengambil manfaat mampang-mumpung" Ungkap Sudjiwo Tedjo di akunnya @sudjiwotedjo.