Sosok.ID - Kemarahan mungkin telah menutupi hati nurani orang ini hingga buat sayembara yang tak masuk akal.
Bahkan ia berikan uang yang tak sedikit untuk orang yang bisa melakukan apa yang ia inginkan.
Sasarannya pun tak sembarangan, orang nomor satu di Amerika Serikat menjadi tujuan dibukannya sayembara tersebut.
Seorang politisi Iran disebut menawarkan uang hingga Rp 40 miliar bagi siapa pun yang bisa membunuh Presiden AS Donald Trump.
Adalah Ahmad Hamzeh, anggota Majlis (Dewan Konsultasi Islam) yang menggelar sayembara itu, demikian laporan AFP Selasa (21/1/2020).
Hamzeh disebut menawarkan uang sebesar 3 juta dollar AS, atau Rp 40 miliar, atas nama masyarakat di Kerman.
Kerman adalah kampung halaman sekaligus tempat peristirahatan terakhir bagi komandan Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qasem Soleimani.
Soleimani tewas ketika mobil yang ditumpanginya dihantam rudal dari drone AS, MQ-9 Reaper, pada 3 Januari lalu.
Dia tewas bersama wakil pemimpin milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, di Bandara Internasional Baghdad, Irak.
"Kami akan memberikan 3 juta dollar AS bagi siapa pun yang bisa membunuh Trump," ucap Hamzeh dikutip kantor berita ISNA.
Hamzeh yang mewakili Kahnouj County, tenggara Kerman, tak menyebut siapa yang bakal membayar sayembara tersebut.
Trump menjadi sorotan setelah memerintahkan untuk membunuh Soleimani, dan mengklaim si jenderal berpengaruh itu merencanakan untuk membunuh warga AS.
Dalam acara penggalangan dana Partai Republik di kediamannya di Mar-a-Lago, Florida, presiden 73 tahun itu menyebut Soleimani teroris terkenal.
Dalam pidatonya, presiden ke-45 AS tersebut memutuskan membunuh Soleimani karena sudah mengatakan hal buruk tentang AS.
Dia menuturkan mengawasi jalannya penyerangan dari kamera "di atas langit", dan menjabarkan detik-detik ketika Soleimani terbunuh.
Buntut dari kematian Qasem Soleimani, Iran membalas dengan menyerang dua pangkalan AS di Irak pada 8 Januari 2020.
Serangan yang menghantam Pangkalan Ain al-Assad dan Irbil itu dilaporkan melukai 11 tentara AS, meski Trump sempat mengklaim tak ada yang terluka.
Beberapa jam setelah penyerangan, pesawat Ukraina Boeing 737 jatuh sesaat setelah lepas landas dari Bandara Imam Khomeini, Teheran.
AS dan Kanada kemudian menuding Iran menjatuhkan pesawat Ukraine International Airlines dengan rudal setelah mendapat laporan intelijen.
Baca Juga: Kisah Mati Suri Mora dan Peter, Keduanya Ngaku Lihat Mendiang Michael Jackson Disiksa di Neraka
Teheran yang selama tiga hari membantah menembak, akhirnya mengakuinya pada 11 Januari, dan menyatakan mereka tak sengaja melakukannya.
Dalam keterangan Garda Revolusi Iran, pesawat Ukraina tersebut memasuki "zona militer sensitif", dan dikira pesawat musuh. (Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Seorang Politisi Iran Tawarkan Rp 40 Miliar bagi yang Bisa Bunuh Trump"