Hal diatas juga semakin memancing amarah China dan negeri Tirai Bambu mencap Lee sebagai pengkhianat yang hendak memecah belah One China.
Presiden China saat itu, Jiang Zemin mencak-mencak mendapati hal ini.
Ia langsung memerintahkan militer China untuk melakukan 'tekanan' kepada Taiwan sebagai konsekusensinya.
Maka pada tanggal 7 Juli 1995, militer China melakukan uji coba penembakan rudal yang berjarak hanya 60 kilometer dari Pulau Pengjia yang dikuasai Taiwan.
Padahal China mengujicoba rudal yang daya jangkaunya lebih dari 65 km, ini sudah termasuk melakukan invasi.
China juga mengerahkan pasukan di Fujian, melakukan latihan serangan amphibi disana dan serangkaian penembakan rudal lainnya.
Padahal pada tahun itu Taiwan hendak melakukan pemilu presiden.
China sengaja melakukan serangkaian manuver militer tersebut untuk mengintimidasi agar rakyat Taiwan ketakutan dan mengagalkan pemilu lantas bersatu dengan China.
Atau jika Taiwan bebal dan Lee Teng-hui kembali terpilih maka sama saja deklarasi perang.
Namun kelakuan China malah menjadi bumerang bagi mereka.