Diketahui Mahmudi memiliki mesin genset guna berdagang gulali keliling sebagai alat pemutar.
"Dia memang punya genset buat jualan gulali. Dari jam 7 pagi dinyalakan. Ditaruh di dalan belakang pintu, dalam rumah. Karena waktu itu semuanya masih mati lampu," kata Imam di lokasi, dikutip dari Wartakotalive.com.
Karena rumah mereka bersebelahan, Imam memang lumayan sering menyambangi rumah korban.
Kala itu, baik Mahmudi dan Ayu sedang sibuk mengerjakan kerajinan Ondel-ondel.
Baca Juga: Memang Serakah, Ini Dia Peta Klaim China Terhadap Natuna Utara yang Dijuluki Juluran Lidah Naga
Genset masih terus menyala hingga pukul 22.00 WIB. Imam kemudian pulang ke rumah, keluarga Mahmudi pun bergegas tidur lantaran hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Ia tak menyangka bahwa momen tersebut menjadi pertemuan terakhirnya bersama 4 korban.
"Itu terakhir saya ketemu, terus saya masuk rumah. Genset itu kan suaranya keras sekali. Jam 3 pagi pas tanggal 2, saya kebangun, sudah enggak ada suara gensetnya mati. Mungkin kehabisan bahan bakar," ucapnya.
Listrik kemudian nyala pada esok hari, Selasa (2/1/2020) pukul 08.00 WIB.
Di pagi itu Imam tak sempat menyambangi rumah kerabatnya itu lantaran kesibukannya pada hari itu.
Ternyata listri rumah Mahmudi padam gegara kehabisan token, Imam pun tak menaruh kecurigaan.