"Tapi pakai baju loreng rasa bagaimana?" tanya sang komandan lagi.
"Siap! Rasa tidak mau. Saya niat pulang," jawab Yohanes.
Setelah bertanya kepada Yohanes, sang komandan kemudian bertanya pada Tamius Tabuni.
"Ya, kalau Tamius Tabuni? waktu datang ke sini pakai baju loreng bagaimana?" tanya sang komandan.
"Siap. Saya tidak senang," jawab Tamius.
Usai mendengar jawaban Yohanes dan Tamius, sang komandan tampak memberi motivasi dengan mengatakan bahwasannya menjadi tentara merupakan karunia dari Tuhan.
"Tapi setelah lulus? Kan Tuhan kasih pekerjaan. Lulus itu semua maksud Tuhan. Kita manusia tidak punya apa-apa, tidak tahu. Tuhan punya maksud untuk kita jadi tentara. Itu luar biasa. Itu karunia dari Tuhan. Bagaimana betul tidak Yohanes?" jelas sang komandan.
Baca Juga: Berita Militer : Kekuatan Masif USAF, Angkatan Udara Paling Superior di Bumi
Ditanyai seperti itu, Yohanes tampak membenarkan. Namun demikian, Yohanes tetap punya pandangan sendiri.
"Siap komandan! Begitu juga tapi kalau tempat yang sudah diizinkan, berarti dia kerjanya rajin. Kalau tempat Tuhan kita tidak diizinkan masuk tetap begitu. Ada yang pemalas-pemalas, ada yang mengundurkan diri, begitu. Pendapat saya. Tuhan itu begitu, menurut pendapat saya, " ujar Yohanes.
Setelah bercakap dengan Yohanes, sang komandan lalu beralih untuk menayai pemuda lainnya yang bernama Denius.