Sosok.ID - Sudah jadi barang umum saat menyaksikan pentas tari kuda lumping terdapat atraksi-atraksi ekstrim yang diperlihatkan.
Bahkan tari kuda lumping identik dengan pecahan kaca yang dilahap begitu saja.
Ini adalah kesaksian seorang penari kuda lumping yang alami hal aneh setelah ia terjun jadi pelaku seni tersebut.
Ainur Langit Tian (19), ungkapkan sederet hal aneh yang dialaminya semenjak jadi pelaku kuda lumping keliling.
Nur, sapaannya, merupakan keturunan dari pendiri salah satu sanggar kuda lumping yang bernama, Sanggar Among Rogo.
Keluarga Nur berasal dari Surabaya Jawa Timur yang kemudian merantau ke Jakarta dengan modal kesenian kuda lumping khas Jawa Timur.
Tahun 1982, keluarganya memutuskan memperkenalkan kuda lumping pada warga jakarta hingga saat ini.
Jadwal pementasan yang tak menentu tiap bulannya, membuat sulung dari 9 bersaudara ini harus mencari tambahan uang untuk pemasukan dan kebutuhan sehari-harinya.
Tak hanya menari, Nur juga memainkan atraksi pecut hingga semburan api demi menarik penonton di jalanan.
Ketika pementasan suasana terbilang lebih khusyuk karena tiap pementasannya kuda lumping memiliki hubungan pada dunia astral atau dunia gaib.