Follow Us

Dibuat Geram Tak Bisa Manfaatkan Batu Bara Jadi Gas, Jokowi Sebut Kantongi Mafia Impor Migas, Presiden RI: Kamu Hati-hati, Saya Ikuti Kamu...

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Selasa, 17 Desember 2019 | 11:00
Dibuat Geram Tak Bisa Manfaatkan Batu Bara Jadi Gas, Jokowi Sebut Kantongi Mafia Impor Migas, Presiden RI: Kamu Hati-hati, Saya Ikuti Kamu...
Kompas.com/Wisnu Widiantoro

Dibuat Geram Tak Bisa Manfaatkan Batu Bara Jadi Gas, Jokowi Sebut Kantongi Mafia Impor Migas, Presiden RI: Kamu Hati-hati, Saya Ikuti Kamu...

Sosok.ID - Dari awal kepemimpinannya sebagai Kepala Negara, Joko Widodo telah mencium aroma busuk dibalik pengelolaan Minyak dan Gas (Migas) di Indonesia.

Kecurigaan itu bersumber dari kekayaan Indonesia di bidang Migas yang harusnya bisa menyejahterakan rakyat, namun kenyataannya berbanding terbalik.

Setelah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia (RI) periode kedua ini, ia mulai gencar hancurkan sosok-sosok dibalik permainan impor gas.

Dengan segala upaya ia ingin membongkar praktek mafia migas agar dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya.

Baca Juga: Skandalnya Terkuak, Artis Ini Sembunyi Selama 8 Tahun, Muncul Kembali Saat Akui Kesalahannya, Begini Pengakuannya!

Hal itu yang menjadikan Jokowi konsentrasi mengejar para mafia tersebut.

Presiden Joko Widodo mengaku sudah mengetahui siapa-siapa saja yang selama ini mendapatkan untung besar dari impor minyak dan gas.

Hal itu disampaikan saat sambutan Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/12/2019).

"Lah ini yang seneng impor, bukan saya cari. Sudah ketemu siapa yang seneng impor. Sudah ngerti saya," kata Jokowi.

Ia menegaskan, sebenarnya Indonesia memiliki batu bara melimpah yang bisa diolah menjadi gas.

Baca Juga: Ingin Punya Rumah Dan Kekayaan Gratis? Inilah 10 Kota yang Bayar Warga Pendatang yang Ingin Tinggal di Sana Tinggal di Sana

Namun, ia mencurigai bahwa pengolahan batu bara menjadi gas ini justru dihalang-halangi oleh mereka yang selama ini mendapat keuntungan dari impor migas.

Source : Kompas.com

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya

Latest