Ia juga menyampaikan bahwa permasalahan itu dikembalikan ke pihak keluarga untuk diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.
"Kurang lebih pukul 21.00 WITA, pihak wanita kembali ke kos bersama keluarga untuk pamit dan kembali ke keluarga," terang dia, dikutip dari Kompas.com.
Menurut Pater, video yang beredar di media sosial merupakan rekaman yang dibuat oleh keluarga pihak wanita yang saat itu ada di tempat kejadian.
Melansir dari Kompas.com, menurut Rumah Budaya Sumba (RBS) sekaligus Pusat Budaya Sumba mengungkapkan mengenai kasus penculikan perempuan di Sumba sudah jarang dilakukan di era sekarang.
"Sepengetahuan saya era 70-80 penculikan terjadi dengan beberapa alasan, yakni kesepakatan tidak terjadi di antara dua keluarga wanita dan laki sementara pasangan muda saling suka," ujar Pater, dikutip dari Kompas.com.
"Kesepakatan hanya terjadi satu pihak saja misalnya hanya pihak laki saja, maka sebagai jalan pintas kawin lari/paksa," lanjut dia, melansir dari Kompas.com.
Pater juga menambahkan bahwa tak hanya muda mudi yang melakukan hal tersebut, tetapi bisa juga terjadi pada wanita bersuami atau direbut dari suaminya.
Namun, hal serupa telah jarang terjadi sampai detik ini di Sumba.
"Patut dicatat bahwa penculikan hanya terjadi di antara mereka yang saling kenal. Orang asing tidak pernah terjadi penculikan," katanya lagi, dikutip dari Kompas.com. (*)