Hal tersebut didengar Candy dari teman-temannya yang tinggal di sekitar daerah tersebut.
"Teman-teman di wedangan cerita, pakaiannya itu juga dikencingi sama cucunya, terus juga pernah dilempari batu-batu kecil," terang Candy.
"Pakaian-pakaiannya juga dibuang-buangi, ibunya pergi terus kembali lagi ke situ, pakaiannya dibuang lagi, balik lagi dibuang lagi," tambahnya.
Menurut Candy, semasa tinggal bersama keluarganya, anak dan menantunya tak pernah memperhatikan Sumarsih.
Bahkan untuk makan saja, Sumarsih harus mengandalkan uluran tetangganya.
Namun, saat ketahuan memberikan makanan kepada Sumarsih, para tetangga akan dimarahi oleh anaknya.
"Tetangga yang mau memberi makan jika ketahuan sama anaknya nanti dimarahi," ungkap Candy.
"Penjual HIK, warung sate kere sampai kasihan sama ibu itu, kemudian sembunyi-sembunyi memberi makan, saat ketahuan anak dan menantunya dimarahi," tambahnya.
Setelah status Candy menjadi viral, kemudian muncul gerakan untuk menyelamatkan Sumarsih dari warganet.
Akhirnya, Sumarsih berhasil dibawa ke Griya PMI Peduli, Mojosongo, Solo, Jawa Tengah.