Berdasarkan cerita yang diungkap oleh Asma, anaknya mengalami sejumlah penyiksaan oleh sejumlah oknum aparat kepolisian demi proses pemeriksaan.
Bahkan parahnya, kemaluan Salman disetrum hingga mengalami pendarahan dengan luka terbuka.
"Dibawa ke Bhayangkara karena pendarahan terus ki (kemaluannya) kasihan, katanya disetrum itunya (kemaluannya). Kalau goyang keluar lagi darah," terang Asma.
Menurut Asma, anaknya disiksa sampai separah itu agar mau mengaku kesalahan yang tak ia lakukan.
Melansir Tribun Makassar, sambil disiksa, kata Salman, dirinya diminta untuk mengaku melakukan pencurian ponsel.
"Disuruh'ka terus mengaku, jadi bilang'ma kalau mengaku'a ini tambah disiksa'ka. (Disuruh terus mengaku, kalau tak mengaku bakal semakin disiksa)
Jadi bilang'ka, pak kalau mau'ki siksa'ka lebih baik saya dibunuh, apalagi disiksa'ma disetrum'mi bere-bere' ku kodong (Jadi saya bilang, kalau mau disiksa lagi, lebih baik saya dibunuh daripada disiksa, disetrum kemaluan saya) ," tutur Salman dengan suara lemah.
Terkait kejadian ini, Kasubdit IV Krimum Polda Sulsel, Kompol Supriyanto menepis adanya tuduhan salah tangkap yang dilakukan oleh anak buahnya.