Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh melalui tim SKW II Subulussalam bersama YOSL-OIC dan masyarakat melakukan evakuasi terhadap satu individu orangutan dengan kondisi terluka dan kedua matanya buta diduga akibat tembakan senapan angin. Rabu (27/11/2019).
“Untuk mendapatkan penanganan medis, sejak Kamis (21/11/2019) orangutan itu telah dibawa ke Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin Sibolangit,” katanya, dikutip dari Kompas.com.
Karantina orangutan tersebut yang dikelola oleh dua lembaga swadaya, yakni The Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP) dan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL).
"Ada 24 peluru di tubuhnya. Kedua matanya buta, diduga akibat tembakan. Upaya penyelamatan masih dilakukan," kata Agus, Kamis (28/11/2019), dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu, menurut Dokter Hewan YEL-SOCP, drh. Meuthya, hasil pemeriksaan kesehatan orangutan yang kini diberi nama Paguh ditemukan bahwa kedua mata Paguh telah buta.
Baca Juga: Baru Seumur Jagung Jadi Komut Pertamina, Ahok Langsung Dituntut Ganti Rugi oleh Nelayan Karawang
Di mana, bola mata kanan tampak merah sementara bola mata kiri keruh diduga karena cedera yang terjadi lebih dahulu dibanding bola mata kanan.
Menurut pendiri YOSL-OIC, Panut Hadisiswoyo saat berada di kantornya di Medan pada hari Kamis siang (28/11/19), orangutan tersebut dalam kondisi terdesak dan tidak memiliki kemampuan untuk bertahan hidup.
"Tim mencurigai matanya mengalami kebutaan akibat kontraksi dengan benda tajam dan juga infeksi akibat benda tajam, atau peluru (senapan angin)," katanya, dikutip dari Kompas.com.
Tim dokter yang menangani Paguh mengatakan bahwa hasil identifikasi terhadap primata endemik Indonesia tersebut mengalami luka cukup parah yang mempengaruhi kondisi matanya yang membuat kebutaan.
“Hasil x-Ray teridentifikasi 24 peluru yang tersebar di seluruh tubuhnya, 16 peluru di bagian kepala, 4 peluru di bagian kaki dan tangan, 3 peluru di daerah panggul dan 1 peluru di daerah perut," sebut Meuthya yang dikutip dari Kompas.com.