Inilah yang memicu kami mengambil langkah nekat dengan membawa paksa jenazah keluar," kata Nanda.
Melansir Kompas.com dan Tribun Padang, Direktur Utama RSUP M Djamil Padang, Yusirwan membantah pihaknya menahan kepulangan jenazah yang keluarganya tak mampu bayar.
Lebih lanjut, Yusirwan mengatakan bahwa hal tersebut terjadi lantaran adanya miskomunikasi antara rumah sakit dan orang tua pasien.
"Sebenarnya kesalahan komunikasi antara pasien dan penjelasan dari kami. Saat itu sebenarnya kami meminta orangtua pasien untuk menyelesaikan administrasinya," kata Yusirwan.
Menurutnya, persyaratan administrasi yang ia maksud adalah pertanggungjawaban pembayaran dan juga prosedur lainnya.
Bila orang tua pasien memang tidak mampu, pihak rumah sakit akan memberikan solusi lainnya atau bahkan memperbolehkan pasien dibawa pulang meski berutang.
"Jika tidak ada biaya bisa dimasukkan ke dalam piutang negara. Cukup KTP saja sebagai syaratnya. Setelah itu masuk piutang negara," jelas Yusirwan.
Yusirwan mengatakan, atas kejadian tersebut, pihaknya atas nama manajemen Rumah Sakit M Djamil Padang meminta maaf kepada masyarakat Sumatera Barat karena miskomunikasi yang terjadi.
Baca Juga: Kapolres Kampar Dicopot dari Jabatannya Akibat Ngobrol Saat Kapolri Idham Aziz Berikan Arahan
"Kami atas nama manajemen RSUP M Djamil Padang meminta maaf kepada masyarakat Sumbar atas kejadian ini dan semoga kejadian ini tidak akan terulang lagi," jelas Yusirwan.
Atas kejadian ini, pihak rumah sakit jelas sangat menyesalkan tindakan para driver ojol yang nekat membawa jenazah secara paksa.