Ia juga memberikan peringatan pada orang tua lain agar tidak membiarkan anak-anak mereka menjadi kecanduan game.
"Anak saya cerdas dan selalu berhasil di sekolah, tetapi dia memiliki masalah besar dengan kecanduan game," ujarnya.
"Saya mencoba memperingatkannya tentang panjangnya waktu ia bermain game dan dia berjanji akan menguranginya, tetapi sudah terlambat.
Dia sudah meninggal sebelum dia memiliki kesempatan untuk berubah," sesalnya.
Lebih lanjut, Jaranwit kembali mengingatkan para orang tua di luar sana agar mengambil hikmah dari kematian putranya.
"Saya ingin kematian anak saya menjadi contoh dan peringatan bagi para orang tua yang anaknya kecanduan game," terangnya.
"Mereka harus lebih ketat mengatur jam-jam untuk anak mereka bermain game kalau tidak mau mereka berakhir seperti anakku," tegasnya.
Pada tahun 2018, Organisasi Kesehatan Dunia secara resmi mengakui kecanduan game sebagai sebuah penyakit.
Dengan ditetapkannya hal itu berarti para gamer yang memiliki masalah dengan kecanduan game dapat meminta bantuan secara resmi untuk emmerangi masalah tersebut.
Baca Juga: Ketulusan Cinta, Pria Ini Nikahi Kekasihnya yang Lumpuh Setelah Kenalan Lewat Game Online