Ralon Manurung sendiri pernah mengalami masa-masa sulit demi menuntut pendidikan.
Pernah merasakan penderitaan dan kesulitan yang sama membuat Ralon Manurung bersedia merelakan apapun untuk membantu.
Bahkan meski itu harus mengorbankan gajinya sebagai polisi lalu lintas.
Memang, biaya yang Ralon Manurung keluarkan untuk membangun ulang sekolah secara permanen tidaklah sedikit.
Setidaknya sekitar Rp 14,5 juta ia habiskan untuk membangun sekolah dengan dua ruangan belajar yang permanen.
Untuk mengumpulkan uang sebanyak ini, Ralon Manurung tak bisa hanya mengandalkan gajinya sebagai polisi.
Jika ia hanya mengandalkan gajinya sebagai polisi, jumlah biaya yang ia butuhkan untuk membangun sekolah tak kan tercapai.
Sehingga untuk menutup kekurangannya, Ralon Manurung sepakat untuk menjual semua perhiasan sang istri.
"Awalnya uang kami terkumpul Rp 12,5 juta, ternyata masih kurang Rp 2 juta lagi. Akhirnya istri saya setuju jual perhiasannya," ujar Ralon Manurung.
Pembangunan sekolah berjalan selama dua pekan dan selama dibangun Ralon mendapatkan banyak bantuan dari warga sekitar.