Sosok.ID - 15 Februari 1958, presiden Soekarno dibuat kaget dengan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Tengah.
Upaya pemisahan diri PRRI yang dimotori Sjafrudin Prawiranegara itu jelasmerupakan hal yang mengejutkan.
PRRI lantas dianggapancaman serius bagi Pemerintahan Presiden Soekarno dan Negara KesatuanRepublik Indonesia.
Mengutip Majalah Angkasa edisi 09/Juni/XXV, maka Soekarno langsung ambil tindakan dimana ia berharap menyelesaikan masalah ini dengan jalan damai karena orang-orang PRRI adalah saudara setanah air kita.
Baca Juga: Muzdalifah Kena Semprot Netizen Saat Buka Usaha Kuliner, Warganet: Udah Kaya Hotel Bintang Lima!
Namun Mr Sjafruddin berkali-kali menolak upaya damai itu jika Presiden Soekarno tidak segera bisa melepaskan diri dari pengaruh PKI yang merusak itu.
Pasalnya Mr Sjafruddin khawatir lantaran pengaruh PKI amat kuat di Indonesia bisa berdampak buruk bagi kelangsungan negeri ini.
Adanya gejolak ini diintip oleh Amerika Serikat (AS).
Kebetulan juga Negeri Paman Sam itu sedang getol membendung pengaruh Komunis di Asia Tenggara maka adanya PRRI bisa mereka tunggangi untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno yang anti barat.
Secara diam-diam militer AS mulai mengirimkan peralatan militerdan para penasihatnya kepadakelompok-kelompok perlawanan yang berkeinginan memisahkan diri dari Pemerintah RI.
Semua peralatan dan penasihat militer itu dikirim AS ke PRRI dan Pemerintah Revolusi RakyatSemesta (Permesta) yang sedang bergolak di wilayah Indonesia Timur.