Sosok.ID - Tri Rismaharini, Walikota Surabaya kumpulkan dua kelompok remaja atau geng remaja di Surabaya.
Dua geng tersebut menjuluki nama mereka adalah Jawara dan Surabaya All Star.
Kuat dugaan dua kelompok remaja tersebut hendak melakukan penyerangan atau tawuran antar kelompok.
Dilansir dari Kompas.com, salah seorang anggota kelompok remaja tersebut mendapat informasi bahwa kampung mereka akan diserang oleh kelompok lain.
Hal tersebut menjadi pemicu akan terjadinya dugaan tawuran antar kelompok tersebut.
Informasi mengenai tawuran antar geng remaja tersebut diketahui oleh pihak kepolisian, Polrestabes Surabaya kemudian mencegah terjadinya tawuran.
Upaya bentrok tersebut akhirnya dapat digagalkan dan kedua kelompok remaja amankan oleh pihak kepolisian.
Mendapat informasi mengenai dua kelompok remaja yang akan tawuran, Pemerintah Kota Surabaya langsung mengumpulkan mereka.
Hal tersebut bertujuan untuk diberikan pembinaan oleh Risma di Gedung Mall Pelayanan Publik Siola lantai 2, pada Kamis (10/10/19).
Saat bertemu dengan puluhan remaja itu, Walikota Surabaya didampingi oleh Kapolrestabes Surabaya, Perwakilan Kodim Surabaya, dan Polrestabes Tanjung Perak.
Orang tua dari masing-masing remaja tersebut juga diundang untuk datang ke tempat pembinaan tersebut.
Seperti layaknya ibu dari remaja yang akan tawuran tersebut, Risma marah besar.
Dikutip dari Kompas.com, Risma dengan nada keras memberi nasihat kepada kedua kelompok remaja tersebut.
"Pernahkah kalian berpikir betapa sedihnya orangtua kalian saat kalian ini tertangkap oleh polisi membawa senjata kemudian dipenjara. Pernahkah kalian menghargai orangtua kalian?" bentak Risma, dikutip dari Kompas.com.
"Kalian lahir, kalian tidak bisa apa-apa. Bisanya cuma nangis saja. Orangtua kalian menyusui, enggak tidur, bangun terus karena kalian pipis, karena kalian beol. Dibersihkan oleh orangtua kalian," ucap Risma.
Risma mengingatkan bahwa orang tua mereka akan sedih apabila ada jatuh korban ketika mereka nekat untuk berduel.
Ia juga menambahkan betapa sedihnya orang tua melihat anaknya yang dididik dan dibesarkan malah menjadi orang yang brutal.
"Kalian tidak bisa makan, kalian disuapi. Kalian tidak bisa jalan, kalian diajari cara berjalan. Orangtua kalian enggak punya uang untuk menyekolahkan kalian, mereka kerja banting tulang agar kalian bisa sekolah," ujar Risma.
Betapa besar pengorbanan orang tua kedua kelompok remaja tersebut untuk bisa menghidupi mereka juga di sebutkan oleh Risma agar anak-anak itu sadar.
Baca Juga: Bukan Mitos Belaka, Kisah Simpatisan PKI yang Kebal Peluru Ketika Hendak Dieksekusi Mati
Kepada puluhan remaja itu, Risma juga menggambarkan apa yang ada di diri remaja-remaja tanggung tersebut adalah hasil keringat orang tua mereka.
"Sudah, sekarang tidak ada lagi Jawara, tidak ada lagi Surabaya All Star. Kalian boleh jadi Bonek tapi tidak boleh jadi geng yang mengganggu kemanan. Kalian adalah arek-arek Suroboyo," ujar Risma.
Akhirnya, Risma masih dengan nada marah meminta anak-anak itu menulis di secarik kertas tentang apa yanh menjadi keinginan mereka.
Dan juga meminta maaf kepada kedua orang tua dengan mencium kaki mereka sebagai permintaan maaf dan bakti mereka. (*)