Namun nasib mujur masih menyertai seorang perantau asal Minang Erizal (42).
Melansir dari Antaranews.com, Pria asal Sungan Rapan, Koto Nan Tigo IV Koto Hilir, Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat ini selamat dari kerusuhan di Wamena.
Pada saat terjebak di tengah kerusuhan, yang ia lakukan adalah berpura-pura mati.
"Allhamdulillah saya berhasil selamat dari peristiwa itu, namun sayang anak dan istri saya meninggal dunia karena terbakar," kata Erizal.
Berdasarkan keterangan dari Erizal ia menceritakan kronologi awalnya kerusuhan itu menimpa dirinya dan keluarga.
Saat itu ia sedang berada di kios tempatnya bekerja, lalu datanglah sejumlah orang berkerumun mendatangi beberapa kios termasuk kiosnya.
"Jumlah mereka sekitar 30an orang dan kami sama sekali tak mengenal mereka," ujarnya.
Ia beserta anak dan istrinya pun berusaha untuk menyelamatkan diri, namun sayangnya terkepung di dalam rumah yang berada di belakang kios tersebut.
Massa yang datang pun memaksa untuk dibukakan pintu.
"Salah seorang kemenakan saya yang bernama Yoga mencoba menahan pintu, namun mereka berhasil mendobraknya, sehingga kami dilempari, ditembaki dengan panah dan kami sudah pasrah mati," katanya.
Akhirnya keponakan, anak dan istrinya meninggal ditempat karena ditikam dengan parang oleh massa yang anarkis.