"Sering disebut planet dari manalah, bajunya kok kaya begini, abis dari kondangan? Dan lainnya," ucapnya, dilansir dariKompas.com.
Meski dianggap aneh, Wisni bergeming.
Semakin dibully, ia akan semakin menunjukkan konsistensinya mengenakan pakaian ciri khas budaya Indonesia yang harus dilestarikan tersebut.
Kecintaannya pada budaya ini pula yang membuatnya tak pernah merasa risih.
Wisni justru senang ketika bertemu orang lain di jalan orang tersebut bertanya habis kondangan di mana, itu salah satu momne yang ditunggu.
Bagi dia, dengan anggapan orang ia pergi ke pesta setiap hari, ia dianggap bahagia oleh orang lain.
Seiring dengan waktu, apa yang ia dapatkan pada saat pertama kali memutuskan, cibiran demi cibiran kini berubah menjadi pujian.
"Karena konsistensi saya, kini mereka bilang ternyata kebaya itu tidak hanya digunakan untuk acara formal ya. Ternyata bagus ya dipakai kasual" tuturnya, dilansir dari Kompascom.
Pakaian yang diproduksinya pun laris manis di pasaran lewat label WDrupadi. Kini ia mengantongi omzet Rp 40 juta-50 juta per bulan.
Pembelinya pun tak hanya dalam negeri. Sejumlah negara menjadi konsumennya, seperti Malaysia, Singapura, hingga Australia.