Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Pasutri Ini Tempuh Jarak 140 Km, Mencari Makam Kakeknya yang Jadi Korban Kekejaman PKI Hanya Karena Menyerempet Hingga Keluarga Diungsikan ke Luar Kota

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Rabu, 02 Oktober 2019 | 11:30
Pasutri Ini Tembuh Jarak 140 Km, Mencari Makam Kakeknya yang Menjadi Korban Kekejaman PKI Hanya Karena Menyerempet Hingga Keluarga Diungsikan ke Luar Kota
(KOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI)

Pasutri Ini Tembuh Jarak 140 Km, Mencari Makam Kakeknya yang Menjadi Korban Kekejaman PKI Hanya Karena Menyerempet Hingga Keluarga Diungsikan ke Luar Kota

Sosok.ID - Yanto Eko Cahyono dan Puji Sartomartuti mendatangi Monumen Kresek (Monumen Kekejaman PKI) yang berada di Desa Kresek, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (1/10/19).

Warga Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta datang jauh-jauh ke Monumen Kresek hendak mencari makam dan data tentang kakeknya.

Insp. Pol. Suparbak merupakan satu dari 17 korban kekejaman PKI tahun 1948 yang gugur di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Awalnya mereka tak mengetahui mengenai kabar dimana keberadaan kakeknya yang menjadi korban kekejaman PKI.

Baca Juga: Miris! Lantaran Terlambat Sekolah, Seorang Siswa SMP Diberi Hukuman Lari Mengitari Lapangan Hingga Mati Kelelahan

"Saya sengaja datang kesini menumpang sepeda motor menempuh jarak sekitar 140 kilometer dari Yogya untuk mencari sejarah kakek kami yang tewas dibantai PKI," ujar Yanto, Selasa (1/10/19), dikutip dari Kompas.com.

Suparbak, kakek Yanto (52) memiliki kisah pilu yang harus dibantai oleh PKI hanya karena hal yang tak begitu berat.

Dahulu sebelum menjadi korban pembantaian PKI, Insp Pol Suparbak merupakan salah satu komandan kepolisian di Madiun.

Sang Kakek berurusan dengan PKI hanya gara-gara ia menyerempet pagar rumah seorang petinggi PKI yang tak disengaja.

Baca Juga: Kisah Masyarakat Super Tajir Kota Manaos yang Gemar Foya-foya, Langsung Bangkrut Usai Ekspor Barang Ini ke Indonesia

"Cerita dari bapak saya, sebelum dibunuh PKI, kakek menyerempet pagar rumah tokoh PKI saat mengendarai sepeda motor. Pascakejadian itu, kakek saya dicari lalu dibunuh," ungkap Yanto, dikutip dari Kompas.com.

Suparbak kemudian dikejar-kejar oleh orang-orang PKI hingga membuat keluarganya harus diungsikan supaya tidak menjadi korban dari kekejaman kala itu.

Namun akhirnya sang kakek tertangkap oleh anggota PKI yang sudah mencarinya setelah kejadian penyerempetan pagar tokoh PKI tersebut.

Pasca-kakeknya ditangkap PKI, seluruh keluarga mengungsi di Cepu, Kabupaten Blora Jawa Tengah.

Baca Juga: Perseteruan Nikita Mirzani vs Elza Syarief Berlanjut, Hotman Paris Kena Imbasnya, Tak Lagi Terlihat di Layar Kaca

Di pengungsian, keluarga hanya mendapatkan kabar, sang kakek sudah tiada sebab dibunuh orang-orang PKI dan rumahnya dibakar.

Hingga 71 tahun berlalu, keluarga tida mendapati makam tempat dimana jasad sang kakek Suparbak dimakamkan.

Sudah sejak lama keluarga mencari keberadaan Suparbak, baik masih hidup maupun sudah berbekas nama di nisan.

Pencarian itu intensif dilakukan sejak tahun 1980. Namun, keluarga belum menemukan makam Suparbak.

Baca Juga: Layaknya Sahabat Karib, Polisi Tuliskan Pesan Ingin Bertemu Dengan Pelaku Perampokan di Kaca Mobil Tersangka, Pesannya Menyentuh Hati!

Yanto pun berharap kedatangannya ke Desa Kresek ini mendapatkan jalan terang mengenai keberadaan sang Kakek.

Tak tanggung-tanggung, ia bahkan meminta bantuan kepada Bupati Madiun dan Polres Madiun untuk mencarikan keberadaan makam kakenya tersebut.

"Kami berharap pemerintah bisa membantu kami mencarikan data-data tentang kakek dan keberadaan makamnya," ungkap Yanto, dilansor dari Kompas.com.

Sebelumnya, keluarga pernah mendapatkan informasi kakeknya dimakamkan di taman makam pahlawan namun tidak jelas keberadaannya.

Baca Juga: Tak Terekspos, Ternyata Ini Pencapaian Hebat Pemerintah di Akhir Jabatan Presiden Jokowi Periode Pertama ini!

Untuk mengenang kakeknya itu, kini Yanto dan keluarga hanya bisa mengunjungi monumen Kresek di Kabupaten Madiun.

Yang tersisa saat ini hanyalah foto sang kakek yang masih muda yang ditinggalkan oleh ayahnya sebagai sebuah kenang-kenangan saat merindukan sosok kakeknya tersebut. (*)

Source :Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x