Namun akhirnya sang kakek tertangkap oleh anggota PKI yang sudah mencarinya setelah kejadian penyerempetan pagar tokoh PKI tersebut.
Pasca-kakeknya ditangkap PKI, seluruh keluarga mengungsi di Cepu, Kabupaten Blora Jawa Tengah.
Di pengungsian, keluarga hanya mendapatkan kabar, sang kakek sudah tiada sebab dibunuh orang-orang PKI dan rumahnya dibakar.
Hingga 71 tahun berlalu, keluarga tida mendapati makam tempat dimana jasad sang kakek Suparbak dimakamkan.
Sudah sejak lama keluarga mencari keberadaan Suparbak, baik masih hidup maupun sudah berbekas nama di nisan.
Pencarian itu intensif dilakukan sejak tahun 1980. Namun, keluarga belum menemukan makam Suparbak.
Yanto pun berharap kedatangannya ke Desa Kresek ini mendapatkan jalan terang mengenai keberadaan sang Kakek.
Tak tanggung-tanggung, ia bahkan meminta bantuan kepada Bupati Madiun dan Polres Madiun untuk mencarikan keberadaan makam kakenya tersebut.
"Kami berharap pemerintah bisa membantu kami mencarikan data-data tentang kakek dan keberadaan makamnya," ungkap Yanto, dilansor dari Kompas.com.
Sebelumnya, keluarga pernah mendapatkan informasi kakeknya dimakamkan di taman makam pahlawan namun tidak jelas keberadaannya.