"Artinya saat ini pun Indonesia berhasil meraih swasembada beras," ujar pria yang akrab disapa Hensat melalui rilis tertulis, Senin (30/9/2019).
Hensat menegaskan keberhasilan pemerintahan Jokowi-JK mewujudkan swasembada beras ini tentu menjadi sejarah baru.
Pasalnya, pada 2015 Indonesia dihadapkan pada kondisi El Nino sehingga terjadi impor beras 1,5 juta ton yang sebagian meluncur masuk Indonesia hingga awal 2016.
Baca Juga: Niatnya Liburan Santai Sambil Menghibur Diri, Kakek 60 Tahun Ini Malah Tewas Saat Nonton Video Panas
Namun, melalui kebijakan dan program strategis Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, pada 2016-2017 tidak ada impor beras umum.
"Pada 2018, impor beras hanya untuk jaga-jaga karena 2019 ada hajatan politik yakni Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif," tegasnya.
Lebih lanjut, Hensat menjelaskan berbagai program antisipasi dini dan mitigasi, Kementan berhasil melewati dampak El Nino atau kekeringan terbesar 2015 tersebut.
Program tersebut seperti rehabilitasi jaringan irigasi besar-besaran, pompanisasi, sumur dangkal, mekanisasi, dan benih tahan kekeringan.
"Bila dibandingkan dengan El Nino 1997-1998, di mana saat itu penduduk Indonesia 203 juta jiwa terjadi impor 12 juta ton beras, maka bila tidak ada program yang masif di 2015 jumlah penduduk 258 juta jiwa akan impor 16 juta ton beras," terangnya.
Oleh karena itu, Hensat menilai infrastruktur dasar pertanian yang telah dibangun 2015-2019 menjadi pondasi guna estafet pembangunan berikutnya.
Bahkan, Kementan kini tengah fokus mengimplementasikan pertanian dengan teknologi 4.0.