"Biasanya, gajah akan berjalan sekitar 19 kilometer semalam untuk mencari makanan di tengah perjalanan," jelas pria yang telah mempelajari gajah Asia selama 40 tahun tersebut.
Namun, lanjutnya, jalan mereka justru terblokir oleh rumah-rumah penduduk.
"Mereka mendobrak masuk dan kemudian menemukan tanaman, itu seperti prasmanan bagi mereka," terangnya.
Jayantha menilai, perbuatan penduduk tidaklah kejam, sebab mereka telah terpengaruh oleh anacaman gagal panen.
Dia mengatakan bahwa pemerintah seharusnya memberikan penduduk desa tempat yang lebih baik.
"Kalau tidak, konflik antara manusia dan gajah ini akan terus berlanjut," jelasnya.
Sebuah data dari lembaga resmi mencatat, hampir 300 gajah mati pada tahun 2018.
Penyebabnya pun beragam, seperti tersengat listrik, kecelakaan lintasan kereta api, alat peledak sederhana, hingga tembakan.
Setidaknya, sekitar 200 gajah terbunuh setiap tahunnya di pulau tersebut.