Nick Messet adalah mantan Menlu Organisasi Papua Merdeka yang lama bermukim di Eropa.
Ia bahkan sempat membuka perwakilan OPM di Senegal dan Swedia, namun ia kemudian kembali kepangkuan RI.
Terbatasnya waktu untuk bicara di atas mimbar Sidang Umum PBB, serta persoalan masing-masing negara yang hadir di sana membuat fokus pembicaraan mengenai insiden di Papua tidak terlalu di perhatikan.
Negara-negara peserta Sidang Umum PBB mengikuti perkembangan situasi dan kondisi Papua melalui media.
Setiap negara memiliki waktu untuk berbicara di atas mimbar hanya sebanyak 10 menit, hal tersebut menjadikan mereka harus fokus dan tepat membicarakan permasalahan mereka.
Sehingga tak sempat memperhatikan persoalan detail mengenai permasalahan yang dihadapi oleh negara yang lain.
Tak banyak negara besar tidak ingin mencampuri negara lain, mereka lebih fokus menyampaikan persoalan di negaranya sendiri.
"They can only say, Sorry and have sympathi to the Papuans! Apart from that, nothing else (Mereka hanya bisa berkata, Maaf dan bersimpati pada orang Papua! Selain itu, tidak ada yang lain)," katanya, dikutip dariTribunnews.com.
Menurut dia, hanya negara-negara kecil yang selalu ingin mengangkat permasalahan Papua di Sidang Umum PBB.
“Hanya negara-negara kecil di Pacific yang selalu mau angkat soal Papua di SU PBB tahun ganti tahun. Tetapi tidak pernah ada perubahan, jalan ditempat terus,” kata Nick, dikutip dariTribunnews.com.