Keduanya diberitakan melakukan kekerasan, seperti menyileti dan mencungkil mata para jenderal.
Berita itu memancing amarah masyarakat. Gerwani menjadi bulan-bulanan.
Pemberangusan terhadap organisasi itu pun dilakukan di bawah pimpinan tentara.
Sumini menyangkal bahwa kedua perempuan itu adalah anggota Gerwani.
Menurut dia, kedua wanita itu adalah pekerja seks komersial yang dipaksa untuk mengaku sebagai anggota Gerwani.
Di dalam penjara Bukit Duri, Jakarta, seorang teman Sumini pernah bertemu dengan Fainah.
Baca Juga: Gegara Ibunya Tak Rela Ditinggal Mati, Jasad Anaknya Hidup Lagi, Terungkap Penyebabnya
Kepadanya, Fainah mengaku dipaksa menari dalam keadaan telanjang di hadapan para jenderal sebelum pembunuhan. Tarian diiringi lagu "Genjer-Genjer".
"Padahal, setelah diangkat jenazahnya itu, mata mereka semua utuh. Itu dikatakan oleh dokter forensik. Tidak benar kalau Gerwani dilatih untuk mencungkil mata jenderal," ujar Sumini.
Pada umurnya yang sudah semakin tua ini, Sumini hanya berharap Presiden Joko Widodo bisa memberikan rehabilitasi untuk membersihkan namanya dari peristiwa G-30-S.
Sumini mengaku tidak tahan jika harus menerima teror dan stigma sepanjang hidupnya.