Follow Us

20 Tahun Menyendiri di Desa Terpencil, Putri Ahmad Yani Mencoba Obati Traumatis Peristiwa G30S/PKI

Seto Ajinugroho - Minggu, 22 September 2019 | 13:17
20 Tahun Menyendiri di Desa Terpencil, Putri Ahmad Yani Mencoba Obati Traumatis Peristiwa G30S/PKI
kolase tribunnews

20 Tahun Menyendiri di Desa Terpencil, Putri Ahmad Yani Mencoba Obati Traumatis Peristiwa G30S/PKI

"Dan, kemudian, saya mencari jawaban itu dengan menulis. Saya mulai mewawancarai Pak Nasution (AH Nasution), Pak Sarwo Edhie, Pak Soemitro,"

"Semua saya wawancara. Saya tanya, seperti apa ayah saya sebetulnya, lalu kenapa harus dibunuh."

"Di situ saya (juga) mulai membuka agenda bapak saya. Di situ ada beliau mengatakan, "Kenapa saya jadi prajurit?" ungkap Amelia.

Menurutnya, menulis adalah bagian dari rasa cinta tanah air.

"Karena saya patriot, karena saya cinta Tanah Air." Begitu pesan dari orangtua saya itu penting sekali untuk generasi muda.

"Kenapa saya belajar? Untuk jadi apa? Kenapa saya jadi prajurit? Karena saya patriot." Tidak harus jadi prajurit, lho. Tapi, semangat itu ada," kata Amelia.

Amelia juga menuturkan bahwa ia sempat bercucuran air mata saat menulis buku tersebut.

Rasa trauma yang ia alami membangun visualisasi seolah sang ayah datang kembali dan merasa dekat dengannya.

"Seolah-olah saya dibimbing untuk menulis."

Baca Juga: Kisah Cinta Berakhir Tragis! Niat Hati Ingin Lamar Kekasih dengan Cara Unik, Pria Ini Malah Tewas Dalam Aksinya, Postingan Pacar Bikin Terharu

"Kan nulisnya bukan siang hari, saya nulisnya malam hari, jam tiga pagi, jam satu malam, ketika sepi, tidak ada siapa-siapa,"

"Saya seperti ada yang mendorong untuk menulis dan jawaban itu seperti ada di situ," ujarnya.

Source : intisari

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest