Kim Leheru lulus lebih dulu dari RWTH-Aachen dan kelak menjadi pendiri Fakultas Teknik Penerbangan di ITB Bandung.
Sayang seribu sayang, Kecintaannya pada Indonesia harus terganjal akibat suasana politik Indonesia kala itu.
Ia diharuskan keluar dari Indonesia lantaran sesaat setelah peristiwa G30S/PKI ia menjadi staf pengajar di Universitas Trisakti.
Kampus yang saat itu didanai Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki).
Baperki ini dituduh Orde Baru sebagai sayap organisasi yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia.
Saat itu Habibie tak bisa berbuat banyak untuk sahabatnya itu, sebab Habibie tengah bekerja di Jerman sembari melanjutkan studi S-2 nya di sana.
Namun Habibie sempat mencari cara agar sahabatnya tersebut selamat dari situasi politik yang sedang genting di Indonesia kala tahun 1965-an.
Baca Juga: Begini Bunyi Mengenai RUU KPK Dalam Hal Dewan Pengawas yang Menjadi Perdebatan
Salah satu kolega Lim di ITB, Mas Kamaludin telah ditangkap pemerintah dan di asingkan ke Pulau Buru.
Habibie menawarkan Lim kepada dua perusahaan di Jerman, salah satunya tempat dimana Habibie bekerja.
Tapi surat persetujuan untuk Lim Keng Kie dicoret pihak ITB dan itulah masa yang paling gelap dan menyedihkan.
Lim Keng Kie untuk menyelamatkan dirinya dan keluarga akhirnya memilih berimigrasi ke Amerika Serikat.