Ia harus memutar otak agar dapat mengembangkan apa yang ada menjadi sebuah pesawat terbang.
Hanya ada mesin Harley Davidson 750 cc 2 Silinder model tahun 1928 dengan kekuatan 20 daya kuda di sana.
Dengan alat dan bahan yang ada di bengkel pesawat tersebut akhirnya perancangan pesawat tersebut diselesaikan dalam waktu lima bulan pada tahun 1948.
Mesin penggeraknya menggunakanmesin sepeda motor Harley Davidson dan suku cadang serta material mengandalkan apa yang ada di sana.
Selain komponen otomotif dari Harley Davidson, Wiweko juga menggunakan roda pesawatnya yang ia pakai dari roda sepeda motor skuter.
Akhirnya penantian panjang telah usai dengan adanya pesawat WEL (Wiweko Experimental Lightplane) -1.
Pesawat sangat ringan (ultralight) berawak satu orang, kokpit terbuka dan bersayap tunggal tinggi (high wing monoplane) dengan bertumpu pada penguat atau disebut juga sayap payung (parasol) dalam ilmu kedirgantaraan telah rampung dibuat.
WEL-1 kemudian diberi nomor registrasi RI-X yang di tuliskan di lambung pesawat tersebut.
Pesawat tersebut diujicoba oleh pilot bernama Suhanda, bekas pilot Jepang yang membelot membantu TRI-AU kala itu.