Saking kecintaannya dalam hal pesawat terbang, ia pernah mendirikan klub pecinta pesawat yang bernama Junior Aero Club (JAC) pada jaman Jepang.
Setelah berdiri TRI AU (cikal bakal TNI AU), pada 9 April 1946, Nurtanio muda masuk dalam kesatuan tersebut di Biro Perencanaan dan Konstruksi.
Baca Juga: Hancurnya 13 Tahun Rumah Tangga Krisdayanti Gegara Perselingkuhan, Aurel: Mimi Tuh Banyak Bohongnya
Yakni sebuah Biro di bawah TRI AU yang berlokasi di Maospati, Jawa Timur (sekarang salah satu wilayah di Magetan).
Biro tersebut adalah pelopor pembuatan pesawat pertama di Indonesia sejak merdeka dengan tangan anak bangsa sendiri.
Dari sebuah bengkel sederhana di kaki gunung Lawu tersebut lahirlah pesawat-pesawat terbang melalui tangan besi Nurtanio.
Bekas gudang kapuk itu disulap menjadi bengkel kerjanya sebagai tempat memproduksi pesawat.
Dilansir Sosok.ID dari buku yang berjudul "NURTANIO Perintis Industri Pesawat Terbang Indonesia", ia mengusulkan kepada atasannya sebagai kepala Biro Perencanaan dan Konstruksi pada masa tersebut untuk membuat pesawat.
Hal yang aneh dan mungkin tak masuk akal yang ia ungkapkan kepada pimpinannya tersebut bukannya dilarang namun langsung disetujui walaupun tak memiliki alat dan bahan canggih untuk membuat sebuah pesawat terbang kala itu.
Opsir Muda Undara III Wiweko Soepono, sebagai kepala biro yakin dengan kemampuan Nurtanio untuk membuat pesawat terbang.
Nurtanio muda mengusulkan bahan yang mungkin tak dibayangkan untuk membuat pesawat terbang.