Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Pekat dan Jarak Pandang Terbatas, Kabut Asap Mengandung Zat Berbahaya yang Bisa Timbulkan Penyakit Kronis

Dwi Nur Mashitoh - Jumat, 13 September 2019 | 17:33
Kabut asap makin pekat di Pekanbaru, Riau, dengan jarang pandang sekitar 300 meter, Jumat (13/9/2019).
KOMPAS.COM/IDON

Kabut asap makin pekat di Pekanbaru, Riau, dengan jarang pandang sekitar 300 meter, Jumat (13/9/2019).

Sosok.id - Kabut asap yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) makin pekat.

Dilansir dari Kompas.com, jarak pandang Kota Pekanbaru, Riau pada Jumat (13/9/2019) semakin menurun.

Bahkan, berdasarkan pantauan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, jarak pandang pukul 07.00 WIB hanya 300 meter.

Adapun, berdasarkan keterangan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Pekanbaru, kualitas udara berada di level yang membahayakan.

Yakni, level tidak sehat hingga berbahaya dengan angka di atas 300.

Baca Juga: Cerita di Balik Kebakaran Hutan di Riau, Prajurit TNI Tidur di Lokasi Kebakaran hingga Petugas Pingsan karena Kelelahan

Kabut asap sendiri terbentuk dari zat-zat yang berbahaya bagi tubuh manusia.

Sebab, ia merupakan hasil sampingan dari pembakaran yang tidak sempurna.

Kabut asap memiliki komposisi kimia berbahaya seperti karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), nitros oksida (N2O), nitrogen dioksida (NO2).

Selain itu, juga terdapat kandungan bebrapa partikel logam berat seperti krom (Cr), kadmium (Cd), dan nikel (Ni).

Semua zat itu berasal dari pembakaran pepohonan, bangunan, kendaraan, fasilitas industri, dan pemukiman di sekitar lahan.

Source :Kompas.com kompasiana

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x