Sosok.id - Kabut asap yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) makin pekat.
Dilansir dari Kompas.com, jarak pandang Kota Pekanbaru, Riau pada Jumat (13/9/2019) semakin menurun.
Bahkan, berdasarkan pantauan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, jarak pandang pukul 07.00 WIB hanya 300 meter.
Adapun, berdasarkan keterangan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Pekanbaru, kualitas udara berada di level yang membahayakan.
Yakni, level tidak sehat hingga berbahaya dengan angka di atas 300.
Kabut asap sendiri terbentuk dari zat-zat yang berbahaya bagi tubuh manusia.
Sebab, ia merupakan hasil sampingan dari pembakaran yang tidak sempurna.
Kabut asap memiliki komposisi kimia berbahaya seperti karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), nitros oksida (N2O), nitrogen dioksida (NO2).
Selain itu, juga terdapat kandungan bebrapa partikel logam berat seperti krom (Cr), kadmium (Cd), dan nikel (Ni).
Semua zat itu berasal dari pembakaran pepohonan, bangunan, kendaraan, fasilitas industri, dan pemukiman di sekitar lahan.