Kecintaannya bagi Indonesia itu tumbuh sejak ia masih kanak-kanak, bahkan saat terbaring dan mengidap penyakit parah ketika ia sedang menimba ilmu di Jerman.
Puisi tentang Ibu Pertiwilah yang menjadi penguatnya hingga bisa sembuh dan berkarya untuk negeri.
Puisi yang bejudul Sumpahku adalah gambaran bagaimana Habibie telah meletakkan dasar kasih sayangnya bagi Ibu Pertiwi sejak ia masih sangat muda.
Seorang Teknokrat yang begitu mencintai Istrinya, Keluarganya dan bahkan bangsanya telah berpulang pada hari Rabu (11/9/19) lalu pukul 18.05 WIB.
Jenazahnya telah dikebumikan di samping makam istrinya, Ainun Habibie dan disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, hari kamis kemarin. (*)