"Yang secara mencolok adalah ketidakhadiran Soeharto yang dikatakan sakit tenggorokan ringan,"tulis Peter.
Ada pula selentingan kabar yang disampaikan oleh Brigjen Suadi kepada Soekarno bahwasanya ada pasukan-pasukan RPKAD yang bakal menyergap Istana.
Tahu akan hal ini, Soekarno menhubungi Panglima KKO Hartono bakal mengerakkan pasukannya untuk melindunginya.
Ketika sidang kabinet dimulai dan Soekarno sedang berpidato di hadapan para petinggi negara, ajudan menyela dan menyerahkan selembar nota.
Setelah membacanya, Soekarno jadi was-was.
Ia mengumumkan ada sesuatu yang amat penting telah mencekam dirinya dan memutuskan untuk pergi dari Istana.
Menteri Luar Negeri Soebandrio dan Chaerul Saleh juga tahu isi nota itu.
Keduanya juga mengikuti Soekarno meninggalkan lokasi sidang.
"Nota itu berisi informasi sekelompok pasukan tak dikenal yang menanggalkan segala tanda pengenal mereka sehingga identitasnya tak diketahui, telah menduduki posisi mengepung istana," tulis Peter.
Sebelum sampai ketangan Soekarno, awalnya nota tersebut diterima oleh Pangdam Jaya, Amir Machmud.
Belakangan, diketahui Soekarno meninggalkan sidang kabinet, menuju Istana Bogor.