Munir yang menimba ilmu di SMA 1 Batu tercatat juga sebagai anggota OSIS di sekolahnya.
Sundjojo, seorang kakak dari kawan Munir waktu SMA mengatakan bahwa Munir muda sering mengadakan diskusi dan rapat OSIS di rumah kawannya tersebut.
Baca Juga: Sukiyat, Sosok Dibalik Mobil Esemka : Kalau Ada Kurang-kurang Dikit, Ya Namanya Juga Pertama
Menginjak bangku perkuliahan, Munir adalah salah satu mahasiswa jurusan Hukum di Universitas Brawijaya Malang.
Ia lebih mengenai HAM saat menimba ilmu di sana.
Saking sukanya berdiskusi, si kecil Munir datang ke ruang dosen untuk mengajak dosennya berdialog dan berdiskusi mengenai apa yang diajarkan dosen tersebut di kelas sebelumnya.
Munir juga tercatat pernah menjabat senat kampus di Universitas Brawijaya kala itu.
Hobinya berdiskusi dan dibarengi dengan beberapa sifat kerasnya membuat karakter Munir terbentuk hingga ia terjun dalam yayasan bantuan hukum setelah lulus kuliah.
Dari sepak terjangnya di beberapa lembaga bantuan hukum inilah yang membuat nama Munir semakin lama semakin dikenal sebagai aktivis HAM.
Sampai ketika Munir menginisiasi terbentuknya Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak kekerasan (KONTRAS) pada Maret 1998.