Kawannya tersebut sudah diperingati oleh Munir namun tetap nekat mengganggunya.
Walau berbadan kecil, ia tak segan menempeleng kawannya tersebut kata Farida, guru yang menjadi saksi mata kejadian tersebut.
"Kengeyelan" Munir sudah terlihat sejak jaman SD, yang mungkin terbawa hingga dewasa menjadi seorang aktivis pemberani saat memperjuangkan kebenaran.
Beranjak SMP, Munir masih tetap seperti saat Sekolah Dasar, namun di tingkat inilah ia belajar menjadi orang yang suka bersosialisasi.
Baca Juga: Inilah Profesi Baru Ucok Baba Setelah Lama Tak Muncul di Layar Kaca
Bukan tergolong orang yang cerdas, bahkan menurut Alimah, salah satu guru SMP Munir kala itu.
Munir bahkan sempat menempati peringkat 180 dari 200 siswa di SMPN 1 Batu.
Bahkan penguasaan bahasa Inggrisnya bisa dikatakan dibawah rata-rata nilai sekolah kala itu.
Dalam film dokumenter tersebut, Alimah juga menuturkan bagaimana kelebihan Munir dibanding teman-temannya yang lain.
Munir sangat suka berdiskusi baik dengan teman sebaya maupun dengan guru atau orang yang lebih tua darinya, tutur Sugiono, kawan Munir waktu SMP.
Karna hobinya berdiskusi tersebut ternyata sangat berguna bagi Munir di jenjang pendidikan selanjutnya seperti kala SMA.