Hal itu akan ia lakukan untuk keluarga dan teman-teman yang selama ini sudah mendukungnya.
"Maka ketika ada temanku yang depresi aku ingin berusaha membantunya. Apalagi kalau teman itu adalah orang yang paling aku sayangi. Temanku, kamu tidak perlu khawatir. Kita akan lalui ini bersama-sama.
Bukankah ini menakjubkan? Aku dan kau adalah makhluk yang sangat kompleks.
Namun kita dapat bertemu dalam waktu dan tempat yang dekat seperti ini! Apabila keajaiban itu ada bukankah inilah keajaiban. ;)," pungkasnya.
Setelah tulisan ini dibuat, beberapa bulan kemudian, Mukhtar Amin nekat melakukannya, yakni gantung diri.
Di kampusnya, Mukhtar Amin dikenal sebagai mahasiswa berprestasi.
Bahkan berdasar rekam jejak pendidikannya, Mukhtar Amin telah berprestasi sejak kecil.
Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Miming Miharja, menyebut bahwa indeks prestasi kumulatif (IPK) pada studi S2-nya, Mukhtar Amin mendapat angka hampir sempurna.
"IPK S2 (Pascasarjana) almarhum juga mencapai 3.88 skala 4.0, anaknya pandai dan sangat rajin ya. Jadi dalam konteks kinerja belajar mestinya tidak ada masalah, karena baik-baik saja ya," ujar Miming menjelaskan.
(*)