Itulah kali terakhir keluarga mendapatkan kabar dari Carmi.
Hingga tahun ke tujuh anak pertama dari 10 bersaudara tersebut, keluarga tak mendengar kabar darinya lagi.
Pihak keluarga bahkan kehilangan kotan dan berupaya mendatai perusahaan serta KBRI di Jakarta.
Ternyata perusahaan penyalur tenaga kerja yang memberangkatkan Carmi telah tutup dan bangkrut.
Ilyas juga sempat mendatangi kediaman Sarkum, tetangga yang memberangkatkan Carmi menjadi TKW.
Sampai berniat untuk melaporkan kehilangan Carmi ke polisi, namun niat mereka dicegah oleh tetangganya tersebut.
Upaya keluarga tak sampai disitu, hanya untuk memulangkan sang anak pertama, Ilyas dan Warniah menjual harta benda hanya untuk sekedar mengetahui keberadaan putri pertama mereka.
40 ton stok garam di gudang, ternak kambing dan sebagian harta mereka relakan demi untuk memulangkan sang anak.
Bahkan rumah mereka sempat akan digadai agar anaknya kembali ke pangkuan mereka.
“Berjuta-juta. Apa maning kie, apan diborek-kaken, borek-kaken engko sedina-dina bocah apan tinggal ning endi? (apa lagi ini rumah, mau digadaikan. Kalau digadai, nanti sehari-hari anak-anak mau pada tinggal dimana?),” kata Warniah, dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.