Dengan usaha dan bantuan dari pihak pemerintahan Arab Saudi, akhirnya KBRI Riyadh bisa membawa Carmi keluar dari rumah majikan yang 31 tahun ia telah mengabdi sebagai pembantu rumah tangga.
Saat keluarga berkomunikasi via video call setelah 31 tahun tak bertemu, tangis haru pun pecah dari Ilyas yang saat ini telah berusia 85 tahun.
Tinggal selama 31 tahun di Arab Saudi membuat Carmi tak dapat berbahasa Indonesia bahkan juga tak dapat berbahasa daerah Cirebon.
Carmi berkomunikasi dengan keluarga dibantu oleh pihak KBRI Riyadh.
Ilyas dan Warniah sangat yakin bahwa perempuan itu adalah anaknya, bahkan Ilyas masih ingat tanda lahir di jari kaki anaknya.
“Baka beli percaya, sikile todokaken. Ditodokakek iya bener. Pada gemuyu kabeh. Iya ana lima jerijie, tapi sijie cilik. Tanda lahire kue. Pada bae ning kene, ning eti. (Kalau tidak percaya tunjukan kakinya. Setelah ditunjukan benar. Pada tertawa semua. Iya, jari jemarinya ada lima, tapi satunya pendek. Tanda lahirnya Carmi. Sama seperti di sini, sama Eti),” kata Ilyas, yang sulit berbahasa Indonesia kepada Kompas.com.
Saat ini pihak KBRI masih mengupayakan untuk meminta hak Carmi selama 31 tahun bekerja yang belum dipenuhi oleh majikannya.
Setelah hak upah Carmi telah dibayar oleh pihak majikan, Carmi akan segera dipulangkan ke Indonesia untuk kembali ke pelukan kedua orangtuanya dan keluarganya.(*)